top of page
Search

Psikologi Komunikasi

  • Psikologi Komunikasi
  • Nov 5, 2015
  • 32 min read

Pengertian Psikologi

Psikologi berasal dari kata “Psyche” (jiwa) dan “Logos” (ilmu).

▪ Aristoteles : Psikologi adalah ilmu yang mempelajari hakekat dan gejala kehidupan meliputi anima vegetativa, anima sensitiva, dan anima intelektiva.

▪ W. Mac Dougall : Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia

•R. Descartes : Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala- gejala kesadaran

•George A. Miller : Psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral events

Konsep Psikologi

-Pada hakekatnya, Psikologi adalah studi tentang tingkah laku manusia, yakni tingkah laku individu yang berinteraksi dengan lingkungannya.

-Individu merupakan suatu kesatuan organisme yang hidup dan potensial berkembang.

Tugas Psikologi

•Tugas psikologi adalah menganalisis kesadaran itu, kesadaran digambarkan terdiri dari unsur-unsur struktural yang sangat erat hubungannya dengan proses-proses dalam pancaindera.

•Freud menganggap bahwa kesadaran hanya merupakan sebagian kecil saja daripada seluruh kehidupan psikis, Freud memisalkan psyche itu sebagai gunung es di tengah lautan, yang ada di atas permukaan air laut itu menggambarkan kesadaran, sedangkan di bawah air laut merupakan bagian yang menggambarkan ketidaksadaran.

Struktur Psyche atau Kepribadian

Adapun yang dimaksud dengan Psyche ialah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi, jiwa manusia terdiri dari dua alam, yaitu :

1.Alam sadar (Kesadaran)

2.Alam tidak sadar (ketidaksadaran)

Psikologi Sebagai Ilmu (Science)

Sebagai suatu ilmu (science), Psikologi memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Obyek Psikologi adalah tingkah laku organisme yang dapat diamati.

Fungsi Psikologi adalah untuk menentukan dan menjelaskan tingkah laku tersebut, misalnya mengapa manusia melakukan perbuatan tertentu, dan kondisi-kondisi apa yang menyebabkan/ mempengaruhinya sehingga berlaku atau berbuat tertentu.

2.Psikologi berupaya menjelaskan tingkah laku serta hubungannya dengan kondisi-kondisi lingkungan, atau pengamalan, dan keadaan orang yang melakukan tingkah laku tersebut secara sistematis dan komprehensif.

3.Psikologi menggunakan metode ilmiah untuk menjelaskan tingkah laku berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi yang sistematik, misalnya dengan tes yang handal.

4.Penerapan Psikologi dalam situasi praktis berdasarkan pada pengetahuan ilmiah tentang tingkah laku

Komunikasi Dalam Pandangan Psikologi

Komunikasi dilakukan dimana-mana baik di rumah, di jalan, di sekolah, di kampus, di pasar, dll.Artinya komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita, bahkan lebih dari 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi.Dilihat dari sejarah perkembangannya, komunikasi memang dibesarkan oleh para peneliti psikologi seperti Kurt Lewin (psikologi dinamika kelompok), Paul Lazarsfeld, Sigmund Freud (bapak Psiko-analisis), dan Carl I. Hovland

Hovland bersama Janis dan Kelly mendefinisikan komunikasi sebagai “The process by which an individual the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)”. Dengan demikian, komunikasi dilihat sebagai suatu proses. Komunikasi juga menentukan kualitas hidup kita. Dengan berkomunikasi manusia dapat memelihara persahabatan dan kasih sayang, melestarikan budaya/peradaban, serta membina perdamaian dunia Tetapi, dengan komunikasi pula dapat dihasilkan hal-hal negatif seperti perpecahan, menghidupkan permusuhan, menyalakan kebencian, menghambat pemikiran, ataupun merintangi kemajuan. Jadi, psikologi melihat komunikasi sebagai perilaku manusiawi, menarik, yang melibatkan siapa saja dan di mana saja.

Intinya :

1.Komunikasi akan esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia, dan kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian.

2.Komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia.

Persoalan komunikasi yang paling menjadi perhatian adalah bagaimana komunikasi yang kita lakukan dapat efektif (berhasil guna) terhadap orang lain.Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Misalnya pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya: apa saja yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil mempengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak ?Pada komunikasi diantara individu, psikologi mencermati bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu lain. Psikologi meneliti proses mengungkapkan pikiran menjadi lambang, bentuk-bentuk lambang, dan pengaruh lambang terhadap perilaku manusia.

Ada 2 ciri khas proses komunikasi :

1.Komunikasi merupakan proses yang dinamis.

a.Sebagai proses yang dinamis maka berarti semua elemen komunikasi (sumber, pesan, saluran, khalayak) secara tetap saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Bila individu-individu saling berhubungan, maka apa yang terjadi pada salah satu individu dengan serta merta berpengaruh pada individu lainnya.

b.Komunikasi bukan sesuatu yang statis (diam), segala sesuatu dalam komunikasi bersifat akumulatif.

Kita berkomunikasi sepanjang hidup, maka setiap interaksi dimana kita terlibat merupakan bagian dari serangkaian kejadian yang saling berhubungan. Dengan kata lain, segala pengalaman komunikasi kita saat ini mungkin merupakan akhir dari pengalaman masa lalu atau awal pengalaman masa datang

2. Komunikasi tidak dapat diulang dan diubah

Komunikasi yang terjadi antara seorang dengan yang lain sebenarnya tak pernah terjadi sebelumnya dan tak akan terulang sama persis seperti itu lagi dimasa datang. Komunikasi menghasilkan efek atau perubahan tertentu pada pihak-pihak yang berinteraksi, namun kejadian tersebut tidak dapat diulang lagi.

Jadi, kita tidak bisa mengambil atau mengulang kembali apa yang sudah kita komunikasikan.

Fungsi Utama Komunikasi dalam Psikologi

Menurut pandangan psikologi, ada 3 (tiga) fungsi utama komunikasi yaitu :

1.Memahami diri sendiri dan orang lain.

2.Memapankan hubungan yang bermakna.

3.Mengubah sikap perilaku.

Kaitan Psikologi – Komunikasi

→Keterkaitan antara psikologi dengan komunikasi pada dasarnya sangat besar. Namun demikian, komunikasi bukan sub-disiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi menembus banyak disiplin ilmu. Sebagai gejala perilaku, komunikasi dipelajari oleh bermacam-macam disiplin ilmu antara lain Sosiologi dan Psikologi. →Karena komunikasi yang kita bahas adalah komunikasi antarmanusia, maka pembahasan tak akan pernah terlepas dari aspek psikologis manusia itu sendiri →Hal itu menjadi alasan kuat bagi munculnya pendekatan Psikologi Komunikasi (Psikom). →Psikom berkaitan dengan bagaimana mencapai komunikasi yang efektif dalam interaksi manusia, sehingga memahami manusia menjadi kemutlakan jika kita ingin berhasil (efektif) dalam berkomunikasi dengan manusia lainnya. →Komunikasi sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Ahli ilmu sosial telah mengungkapkan bahwa kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian

Antropolog terkenal Ashley Montagu dengan tegas menulis: “The most important agency through which the child learns to be human is communication, verbal also non-verbal”. Terlihat besarnya pengaruh komunikasi terhadap psikologis seseorang, dan faktor psikologis digunakan untuk mendukung tercapainya komunikasi yang efektif.

Penggunaan Psikom

George A. Miller mengartikan Psikologi Komunikasi (Psikom) sebagai “Ilmu yang berusaha menguraikan/meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral (perilaku) dalam komunikasi”.Kemampuan manusia untuk menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi jelas sangat berharga bagi tercapainya tujuan komunikasi, yaitu efektif dan efisien (berdaya guna). Komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, paling tidak menimbulkan 5 hal : a. Pengertian b. Kesenangan c. Mempengaruhi sikap d. Hubungan sosial yang baik e. Tindakan

5 Hal yang ditimbulkan oleh Komunikasi Efektif

a. Pengertian Yaitu penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. Contoh : senyum → bersahabat dan ramah.

b. Kesenangan Yaitu komunikasi yang hanya dilakukan untuk mengupayakan agar orang lain merasa senang, sehingga membuat hubungan kita makin akrab dan hangat → Komunikasi Fatis (Phatic Communication).

Contoh : “ Hai…selamat pagi, apa kabar ? ”

c. Mempengaruhi sikap Biasa disebut komunikasi Persuasif. Persuasi adalah “Proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri“ (kamus Ilmu Komunikasi, 1974). Contoh: Pemasang iklan ® konsumen membeli Jejaka ® ‘bonafid‘, pantas mencintai dan dicintai.

d. Hubungan sosial yang baik Manusia adalah mahluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Manusia ingin berhubungan dengan orang lain secara positif

Kebutuhan Sosial

Abraham Maslow menyebutnya, “kebutuhan akan cinta” atau “Belongingness”. Sedangkan William Schutz merinci kebutuhan sosial ini kedalam 3 (tiga) hal yaitu Inclusion, control, affection. Contoh hubungan sosial yang baik :

nRamah dan rajin di lingkungan → akrab dengan tetangga. nPemerintah → rakyat mencintai dan damai

Kegagalan Komunikasi

Menyangkut komunikasi yang efektif, perlu ditegaskan bahwa sering terjadi justru hal yang sebaliknya atau kegagalan. Kegagalan komunikasi tersebut meliputi kegagalan komunikasi primer (primary breakdown in communication) dan kegagalan komunikasi sekunder (secondary breakdown in communication).

Kegagalan komunikasi primer terjadi bila pesan yang kita komunikasikan tidak diterima dengan cermat oleh teman interaksi kita.

Contoh :

Cium tangan → diartikan kurang ajar

Memberi sumbangan → diartikan menghina, menginjak-injak harga diri.

“Kamu cantik deh…“ → diartikan menghina/meledek.

Kegagalan komunikasi sekunder terjadi bila komunikasi gagal menghasilkan suatu hubungan sosial yang baik.

Contoh: • Pemerintah ® kerusuhan/demo.

• Pejabat dan orang-orang kaya ® penjarahan, perampokan, dll.

• Tidak pernah ikut kerja bakti ® diasingkan di lingkungan

KONSEPSI PSIKOLOGI TENTANG MANUSIA

Telah diungkapkan bahwa Psikologi Komunikasi berkaitan dengan bagaimana mencapai komunikasi yang efektif dalam interaksi manusia. Jadi, fokus utama adalah manusia, sehingga memahami manusia merupakan kemutlakan jika ingin berhasil (efektif) dalam berkomunikasi.

Ada 4 teori psikologi tentang manusia :

Teori PSIKOANALISIS Freud menggambarkan pendekatannya sebagai ‘psikologi kedalaman’ dan menyamakan dirinya dengan ahli ilmu yang menggali lapisan-lapisan dalam pikiran manusia. Untuk menggambarkan hubungan antara tiga aspek kepribadian sebagai berikut ;

-“Id” = berkata ‘Aku ingin itu sekarang’

-“Super Ego” = berkata ‘Kau tidak boleh mengambilnya. Itu tidak baik untukmu’.

-“Ego” = sebagai penengah yang rasional berkata, ‘Baiklah, mungkin kamu boleh memperolehnya sedikit, tapi nanti ya’.

Tokoh: Sigmund Freud.

Melukiskan manusia sebagai mahluk yang digerakkan oleh keinginan - keinginan terpendam (Homo Volens).

Perilaku atau kepribadian manusia merupakan hasil interaksi Id (komponen biologis/animal), Ego (komponen psikologis/ rasional), dan Superego (komponen sosial/ moral).

3 Aspek Kepribadian Freud

1.ID

Id adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia seperti makan, minum, berhubungan sex, kasih sayang, dll yang bermuara pada pencapaian kesenangan (pleasure principle) ® tidak peduli orang lain dan lingkungan serta tidak mau tahu dengan kenyataan hidup, yang penting nafsu biologis terpenuhi (egoistis + tak bermoral.Id merupakan tabiat hewani manusia. Id hanya dapat menghasilkan berbagai keinginan, tapi tidak dapat memenuhinya. Dalam Id ada 2 (dua) instink dominan: •Libido •Thanatos .Semua motivasi manusia adalah gabungan antara Eros dan Thanatos

Ego, berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar (reality principle). Ego merupakan mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Contoh:

Id →mendesak anda untuk mencaci maki atasan / bos yang bersikap tidak adil dan mau menang sendiri.

Ego → mengingatkan anda bahwa ia adalah ‘Bos’ yang dapat dengan mudah memecat anda.

Kalau anda tetap mencaci maki bos anda, itu sama saja anda “bunuh diri

Superego, berperan sebagai polisi kepribadian, hati nurani yang berupaya mewujudkan keinginan-keinginan ideal kita yaitu norma-norma sosial dan kultural masyarakat kita.

Kalau Id hanya dapat menghasilkan keinginan-keinginan, egolah yang berperan memenuhinya.

Contoh :

Id →keinginan punya uang banyak, harta berlimpah, pacar cantik, dll.

Ego →korupsi, pergi ke dukun, dll.

Superego → “Jangan, tidak boleh! Itu melanggar nilai sosial dan kultural”.

Ego menjadi bingung, boleh atau tidak korupsi dilakukan.

TEORI BEHAVIORISME

Berbeda dengan Psikoanalisis yang melihat perilaku manusia muncul dari keinginan-keinginan bawah sadar, maka Behaviorisme menganalisis perilaku manusia hanya berdasarkan perilaku yang nampak dan dapat diukur. Behaviorisme percaya bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar (learning process). Manusia belajar dari lingkungannya sehingga segala perilakunya dipengaruhi faktor-faktor lingkungan ® Manusia mesin (Homo Mechanicus). →Manusia lahir tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis, dan akan mudah dibentuk menjadi apapun selagi ada lingkungan yang tepat dan cocok untuk mengubah perilakunya

Bandura menyatakan dalam melakukan perilaku tertentu manusia memerlukan peneguhan (reinforcement), sedangkan kemampuan untuk melakukan suatu tindakan akan ditentukan oleh peniruan (imitation) dalam suatu proses belajar sosial (social learning).

manusia adalah objek yang sekaligus juga subjek. Menurut E. Cassirer menyatakan bahwa manusia adalah makhluk simbolis, dan Plato merumuskan manusia harus dipelajari bukan dalam kehidupan pribadinya.

Contoh : bila seorang anak berkata yang sopan, orangtuanya akan senang dan memuji sehingga si anak juga ikut senang.

Kelak dihari-hari mendatang anak itu akan mencintai kata-kata yang sopan dalam komunikasinya.

TEORI PSIKOLOGI KOGNITIF

Psikologi Kognitif menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab. Behaviorisme yaitu mengapa ada orang yang bisa berperilaku berbeda dengan lingkungannya karena ia memiliki motif pribadinya sendiri (self motivated).

Psikologi Kognitif memandang manusia sebagai mahluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir (Homo Sapiens).

Perilaku manusia bukan sekadar hasil dari proses menanggapi stimulus yang diterimanya.

Menurut Kurt Lewin, perilaku (behavior) adalah hasil interaksi antara keseluruhan diri seseorang (person) dengan lingkungan psikologisnya (environment).

Psikologi kognitif terkait dengan teori konsistensi kognitifnya Leon Festinger dan Fritsz Heider yang menyatakan bahwa manusia cenderung mengalami ketegangan (tension) pada saat kebutuhan psikologisnya belum terpenuhi.

Ia akan termotivasi untuk mengurangi ketegangan tersebut. Agar tidak terjadi ketegangan, manusia berusaha mengoptimalisasi dalam persepsi, perasaan, kognisi dan pengalamannya.

Contoh:

Si Edu hobby membolos. Dari semester I sampai sekarang semester V ia jarang masuk kelas untuk mengikuti kuliah. Minggu lalu ia mendapat kabar akan ada sanksi skorsing bagi mahasiswa yang sering membolos.

Edu bingung dan terjadilah ketegangan (tension), ‘Apa yang harus dilakukan ?’ Edu tidak mau berlama-lama tegang, ia segera mencari informasi lanjutan.

Setelah dapat informasi, Edu punya 4 pilihan keputusan :

a.Stop hobby membolos

b.Terus membolos dengan alasan sanksi itu belum tentu diterapkan

c.Terus membolos sambil menyatakan pembenaran bahwa dosennya pernah bolos

d.Terus bolos tapi rajin minta tugas

TEORI PSIKOLOGI HUMANISTIK

Tiga teori terdahulu belum berhasil mengungkap manusia secara keseluruhan. Kita memang sering dipengaruhi oleh lingkungan seperti kata Behaviorisme, namun kita juga mampu bertindak berbeda dengan lingkungan.

Kita juga sering menunjukan naluri primitif yang hewani seperti kata Psikoanalisis, namun pada saat yang sama kita juga punya rasa peduli, kasih sayang terhadap sesama manusia.

Kita bisa saja sibuk berpikir seperti kata Psikologi Kognitif, namun pada saat yang sama juga ingin mengetahui dan diakui eksistensi diri kita serta apa yang paling kita dambakan dalam hidup ini.

Psikologi Humanistik memandang manusia sebagai ‘Manusia Bermain‘ (Homo Ludens).

Tiap manusia memiliki pengalaman pribadi yang unik. Tidak ada satu manusiapun yang memiliki pengalaman sama.

Antar pribadi yang memiliki pengalaman unik inilah kita berinteraksi dalam kehidupan sosial (inter subjectivity).

Manusia bukan hanya mencari identitas, tapi juga berupaya mencari makna (makna kehidupannya, kehadirannya di lingkungan, serta apa yang diberikannya kepada lingkungan).

•Aliran humanistik bertujuan memulihkan keseimbangan dalam psikologi dengan berfokus pada kebutuhan – kebutuhan manusia dan pengalaman manusia biasa lewat sesedikit mungkin teori.

•Psikologi Humanistik bertumpu pada 3 dasar pijakan, yaitu :

1. Keunikan Manusia

2. Pentingnya nilai dan makna

3. Kemampuan manusia untuk mengembangkan diri

KEPRIBADIAN DAN TINGKAH LAKU KOMUNIKATIF

Kepribadian adalah suatu sistem semua tingkah laku seseorang (person) yang unik, terintegrasi, dan terorganisasi. Sistem tingkah laku mencakup hal-hal yang kompleks, misalnya cara seseorang memandang dunia sekitarnya, melihat tujuan dan minatnya, apa yang disukai dan tidak disukainya, kemampuan berbuat atau melakukan sesuatu, cara memecahkan masalah.

Bagaimana dia merasakan perasaan orang lain, dan bagaimana kemauannya mengenai kehidupan. Semua tingkah lakunya meliputi pola tingkah laku yang dapat diamati secara langsung maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati atau yang ada dibalik pola tingkah laku yang dapat diamati tersebut. Kedua aspek itu dipadukan kedalam tingkah laku yang terorganisasi, yang disebut Kepribadian.

Kepribadian akan senantiasa berkembang dan mengalami perubahan.

Ada beberapa ciri kepribadian manusia, yakni:

1. Kepribadian berkembang terus menerus sepanjang seluruh kehidupan organisme manusia. Semua pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya, baik melalui proses belajar maupun melalui proses interaksi sosial turut memperkaya dan memantapkan kepribadian selanjutnya.

2. Setiap individu memiliki pola kepribadian yang berbeda satu dengan yang lainnya.

3. Kepribadian bersifat dinamis yang terus berubah dan berkembang melalui cara-cara tertentu. Perubahan itu dapat disebabkan oleh unsur intern dalam diri pribadi itu sendiri, dapat pula disebabkan faktor-faktor di luar pribadi (lingkungan sosio kultural dan hubungan interpersonal).

Perubahan kepribadian dapat menyebabkan semakin mantapnya pribadi seseorang, atau sebaliknya menyebabkan gangguan / masalah dalam diri pribadi itu.

Unsur-Unsur Tingkah Laku

Unsur-unsur tingkah laku manusia sebagai berikut :

1.Suatu tingkah laku dilandasi oleh motivasi tertentu. Perubahan tingkah laku dimulai dari keadaan organisme yang bermotivasi; dan keadaan ini bersumber dari dalam atau dari luar kebutuhan organisme.

2.Tingkah laku yang bermotivasi adalah tingkah laku yang sedang dalam keadaan mencapai tujuan.

3.Seseorang melakukan suatu tingkah laku dipengaruhi oleh tujuan yang dapat memuaskan kebutuhannya, sehingga bersifat selektif dan regulatif.

4.Lingkungan menyediakan kesempatan dan sekaligus membatasi tingkah laku organisme.

5.Tingkah laku dipengaruhi oleh proses-proses dalam organisme.

6.Tingkah laku ditentukan oleh kapasitas pada organisme manusia itu sendiri.

Pengaruh Lingkungan terhadap Pola-pola Tingkah Laku

Lingkungan dapat mempengaruhi pola-pola tingkah laku manusia yang diperoleh dalam lingkungan tersebut.

Secara umum, lingkungan dibagi atas 2 (dua) kelas, yaitu :

1.Lingkungan kultural

2.Lingkungan manusia (interpersonal).

Dalam skala yang lebih luas, lingkungan kultural terdiri atas beberapa dimensi, yakni :

a. Struktur dan fungsi keluarga

b. Pendidikan

c. Politik

d. Ekonomi

e. Keagamaan

f. Rekreasi

g. Pelayanan sosial

Dimensi Lingkungan Kultural

Dimensi-dimensi tersebut dapat berpengaruh terhadap perilaku dan kepribadian orang.

Dalam kenyataannya, sering kedua jenis lingkungan itu merupakan suatu lingkungan yang kompleks, terkandung di dalamnya kedua kategori tersebut.

Tingkah Laku Komunikatif

Dari interaksi antar manusia sering dibuat asumsi bahwa individu-individu mempunyai efek terhadap satu sama lain. Seolah-olah terdapat kontak langsung antara proses-proses psikologis pada orang yang berbeda.

Pada hakekatnya, proses interaksi ini menyangkut suatu mekanisme perantara yang disebut Komunikasi. Komunikasi menyangkut pengiriman berita dari satu pihak ke pihak lain. Semua berita mempunyai persamaan yaitu bahwa perhatian penerima berita diarahkan kepada sesuatu. Secara lebih khusus, seseorang mengirimkan suatu berita apabila tujuan-tujuan akan lebih mudah untuk dicapai dengan menyampaikan informasi yang dimilikinya kepada orang lain.

Motif-Motif dan Sikap-Sikap Pengirim

Motif-motif dalam pengiriman berita dapat diklasifikasikan kedalam 3 orientasi apabila dilihat dari sudut orang-orang yang tersangkut dalam peristiwa komunikasi itu, yakni :

1.Motif-motif yang berorientasi pada diri sendiri

2.Motif-motif yang berorientasi pada penerima berita

3.Motif-motif yang berorientasi pada kedua belah pihak

Semua pengiriman berita apabila dilakukan secara sengaja menyangkut isi tertentu diantara banyak kemungkinan dan berita-berita yang seperti itu biasanya ditujukan kepada penerima yang terpilih. Motif-motif pengirim berita sehubungan dengan berita dan penerima berita adalah saling tergantung satu sama lain (interdependen), berita disesuaikan dengan penerima berita atau sebaliknya. Seseorang besar kemungkinan akan mengirimkan suatu berita apabila ia mempunyai motif yang kuat untuk mencapai suatu tujuan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

Ada 2 faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu:

1.Faktor Personal

2.Faktor Situasional

1.Faktor Personal Faktor personal adalah faktor-faktor yang datang dari dalam diri individu, meliputi :

a.Faktor Biologis

b.Faktor Sosiopsikologis

a.Faktor Biologis

Struktur biologis manusia genetika, sistem syaraf dan sistem hormonal sangatmempengaruhi perilaku manusia. Struktur genetis akan mempengaruhi kecerdasan dan emosi. Sistem syaraf mengatur kerja otak dan proses pengolahan informasi dalam jiwa manusia. Sistem hormonal bukan saja mempengaruhi mekanisme biologis tetapi juga psikologis (wanita lebih sensitif pada masa haid).

Pengaruh biologis terhadap perilaku manusia ditandai 2 hal:

•Instink (naluri)

•Motif biologis

b.Faktor Sosiopsikologis

Sebagai mahluk sosial, manusia mendapatkan beberapa karakter tertentu akibat proses sosialnya.

Karakter itu dapat dikategorikan dalam 3 komponen :

a)Komponen Afektif

b)Komponen Kognitif

c)Komponen Konatif

a) Komponen Afektif

Komponen Afektif merupakan aspek emosional meliputi :

1)Motif Sosiogenis (motif sekunder) ® motif biologis yang utama (primer).

2)Emosi

Yaitu keguncangan organisme yang disertai gejala-gejala kesadaran, keperilakuan proses fisiologis. Jika saat ini kita sedang emosional, kita sadar terhadap pesan yang kita terima (sehingga tergoncang), jantung berdetak lebih keras dan cepat (perubahan fisiologis), dan melakukan perilaku tertentu seperti memukul, mendorong, menendang, dll.

Emosi tidak harus dihilangkan, karena bisa jadi variabel penting yang mewarnai kehidupan.

Dengan adanya emosi, energi kita akan terbangkitkan, kita akan mendapatkan informasi (dari diri sendiri maupun orang lain), kita juga akan mendapat informasi tentang keberhasilan kita.

Emosi bisa bermuatan ringan, berat dan disintegratif. Menurut jangka waktu berlangsungnya, ada emosi yang singkat dan ada yang berlangsung lama.

3)Sikap

Sikap bukan perilaku, tetapi kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap suatu objek.

Misal : kalau kita mengatakan bahwa sikap kita positif, maka harus dijelaskan positif terhadap apa / siapa.

Sikap akan menentukan apa yang kita sukai, kita harapkan, kita inginkan, dan kita setujui. Jika kita bersikap positif terhadap kemajuan, maka kita akan suka dengan orang yang berpandangan maju, berharap orang berpikir maju.

Sikap kelompok akan cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan (bersifat menetap).

Misalnya :

Seberapapun hebatnya kampanye parpol, kader PDI-P tetap akan memilih Mega sebagai presiden.

Sikap juga mengandung aspek evaluatif, artinya sikap memiliki nilai menyenangkan dan tidak menyenangkan.

Dalam sikap kita bisa memiliki rasa senang dan tidak senang terhadap sesuatu/seseorang.

Sikap tidak kita bawa sejak lahir, melainkan tergantung pada proses belajar sosial (social learning process) yang dialami. Meski ada kecenderungan menetap, sikap bisa berubah maupun diperteguh terus menerus.

b. Komponen Kognitif

Berkaitan dengan apa yang diketahui manusia (aspek intelektual).

Komponen kognitif dari faktor sosiopsikologis adalah kepercayaan, yaitu keyakinan benar atau salah atas sesuatu berdasarkan bukti, sugesti otoritas, pengalaman atau intuisi.

Kepercayaan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dan menentukan sikap.

Misal:

Kita percaya bahwa orang miskin karena kesalahannya (malas, dsb). Maka, kita akan selalu curiga pada orang miskin (jangan-jangan dia ingin merampok kita).

Kita juga tidak akan pernah mengasihinya ® sebab dia malas !!

Kepercayaan dapat dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan, dan kepentingan. Semakin banyak kita tahu sesuatu, kita akan semakin percaya. “Tak kenal maka tak sayang”.

Kita bisa percaya omongan orang karena kita butuh pujian orang itu (bos kita).

c. Komponen Konatif

Komponen konatif berhubungan dengan kebiasaan kemauan bertindak (aspek volitional). Komponen konatif dalam sosiopsikologis adalah kebiasaan dan kemauan.

Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, yang berlangsung otomatis dan tidak direncanakan. Merupakan hasil dari proses pelaziman (conditioning) yang berlangsung lama dan diulang berkali-kali. Dengan adanya kebiasaan dapat diramalkan pola perilaku seseorang.

Kemauan berkaitan dengan tindakan, yaitu tindakan yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan. Seseorang bisa jadi ‘besar’ karena kemauannya. Kemauan yang keras didorong oleh keinginan yang keras untuk mencapai sesuatu, pengetahuan untuk mencapai tujuan tersebut, serta kecerdasan + energi yang dimilikinya.

Faktor-faktor Situasional

Kaum Behavioral percaya sekali lingkungan sangat berpengaruh terhadap bentuk perilaku seseorang.

Faktor lingkungan (faktor situasional) dapat berupa :

1.Faktor ekologis

2.Faktor rancangan dan arsitektural

3.Faktor temporal

4.Suasana perilaku

5.Teknologi

6.Faktor-faktor sosial

7.Lingkungan psikososial

8.Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku

Komunikasi Verbal

Komunikasi pada manusia terjadi bila sepotong informasi berjalan dari seseorang ke orang lain, baik pesan tersebut mengandung maksud ataupun tidak. Dalam berkomunikasi kita menterjemahkan gagasan ke dalam bentuk lambang, baik verbal maupun non-verbal ® penyandian.

Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal (verbal communication) adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal: bahasa ® berkata dan menulis.

4 Unsur Berbahasa

Dalam berbahasa kita harus menguasai 4 unsur :

1. Fonologi ® bunyi-bunyi dalam bahasa (cara bagaimana suara dikombinasikan untuk membentuk kata).

misal : “th” pada “the” berbeda dengan “th” pada “think”.

2. Sintaksis ® pembentukan kalimat (cara bagaimana kata dikombinasikan sehingga membentuk kalimat).

misal : to be ® dalam bahasa Inggris.

3. Semantik ® arti kata (gabungan kata-kata).

misal : dalam bahasa Inggris, kita harus tahu apa arti “Take” dan “Take into account“, kuli dan kuli tinta.

4. Pragmatis ® cara bagaimana bahasa digunakan.

misal : dengan orang Jawa jangan bicara dalam bahasa Batak

Teori Kemampuan Bahasa

Kemampuan berbahasa diperoleh seseorang sejak kanak-kanak. ada 2 teori menjelaskan hal ini :

1.Teori Belajar (Behaviorism)

2.Teori Nativisme (Noam Chomsky).

1.Teori Belajar (Behaviorism)

kemampuan berbahasa diperoleh melalui proses asosiasi, imitasi, dan peneguhan.

Contoh:

Asosiasi

Anak mengucapkan “u…u”, orangtua menganggapnya sebagai permintaan agar diberi air. Si bayi melihat sang ibu memberinya minuman segar. Sejak itu kalau ia ingin minuman segar ia akan mengucapkan “u…u”..

Imitasi

Ibu mengatakan “minum” setiap kali si anak bilang “u…u”. Lama kelamaan si anak akan berusaha untuk menirukan bila ia ingin minum.

Peneguhan

Bila anak berusaha mengucapkan “minum” dengan “u…u” dan sang ibu memeluknya, memangkunya dengan gembira dan mengucap kata-kata lembut sebagai respon terhadap anak yang mengucapkan dengan benar

Teori Nativisme (Noam Chomsky)

Nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan bahasa pertama, kanak-kanak sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis telah diprogamkan. Pandangan ini tidak menganggap lingkungan punya pengaruh dalam pemerolehan bahasa, melainkan menganggap bahwa bahasa merupakan pemberian biologis, sejalan dengan yang disebut “hipotesis pemberian alam”.

Menurut Chomsky, bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia. Binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia . pendapat ini didasarkan pada asumsi :

Pertama, perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik).pola perkembangan bahasa sama pada semua macam bahasa dan budaya, lingkungan hanya memiliki peranan kecil didalam proses pematangan bahasa.

Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat, anak berusia empat tahun sudah dapat berbicara mirip dengan orang dewasa.

Ketiga, lingkungan bahasa anak tidak dapat menyediakan data secukupnya bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa.

Chomsky berpendapat, bahwa anak yang baru lahir dibekali dengan “alat pemerolehan bahasa”(language acquisition device (LAD). Alat ini yang merupakan pemberian biologis yang sudah diprogamkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu tata bahasa. LAD dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak yang khusus untuk memproses bahasa, dan tidak punya kaitan dengan kemampuan kognitif lainnya.

Teori Whorf

Ada keterkaitan antara bahasa dengan realitas.

Teori Whorf menyatakan bahwa pandangan kita tentang dunia dibentuk oleh bahasa. Karena bahasa berbeda, maka pandangan tentang duniapun berbeda.

Dalam kaitan dengan berpikir, konsep dalam suatu bahasa cenderung menghambat atau mempercepat proses pemikiran tertentu. Meski kita dapat berpikir tanpa bahasa, bahasa terbukti mempermudah kemampuan belajar dan mengingat, memecahkan persoalan, dan menarik kesimpulan. Dengan bahasa, kita mengkomunikasikan pemikiran kita kepada orang lain dan menerima pemikiran orang lain.

Jadi, kita tidak selalu berpikir dengan kata-kata, tetapi sedikit sekali kita dapat berpikir tanpa kata-kata.

Ada kata-kata yang dapat menghambat proses berpikir, yaitu bila ada kebingungan dalam mengartikan kata-kata tersebut.

Kata-kata itu sendiri sesungguhnya tidak memiliki makna, manusialah yang memberi makna.

Dalam psikologi, makna tidak terletak pada kata-kata tetapi pada pikiran orang atau pada persepsinya. Makna terbentuk berdasarkan pengalaman individu. Jadi, makna sebuah kata bisa berbeda-beda antara orang yang satu dengan orang yang lain.

Kesamaan Makna

Untuk dapat berkomunikasi, diantara individu harus ada kesamaan makna.

Kesamaan makna karena pengalaman masa lalu atau kesamaan struktur kognitif disebut Isomorfisme (mis: kesamaan budaya, status sosial, pendidikan, ideologi, dll).

Makna bisa berupa makna Konotatif atau Denotatif.

Makna konotatif ® Isomorfisme/mempersepsikan (mengasosiasikan) sendiri sebuah kata.

Jadi, terhadap suatu kata, orang yang satu dengan yang lain bisa melahirkan konotasi yang berbeda, tergantung pada pengalaman hidupnya.

misal : kata ‘Pembantu/pelayan/kuli’ ® tiap orang bisa berbeda konotasinya.

kata ‘Demokrasi’ ® konotasi + kata ‘Diktator’ ® konotasi -

Makna Denotatif ® makna kata yang tercantum dalam kamus.

Dalam komunikasi, kita tidak selalu menggunakan makna seperti yang ada dalam kamus.

Contoh :

Ita menanam bunga di halaman depan rumah.

•Kata bunga artinya kembang atau bagian tumbuhan yang elok warnanya dan harum baunya

Komunikasi Non-Verbal

Komunikasi non-verbal (non-verbal communication) adalah komunikasi berupa sikap badan, ekspresi wajah, dan gerak isyarat. Komunikasi non-verbal tidak menggunakan huruf-huruf alfabetis, hanya mengisyaratkan arti tanpa pengucapan kata-kata.

Dalam komunikasi non-verbal banyak digunakan tanda-tanda yang tidak jelas atau mendua artinya (bersifat Ambiguitas).

Misal :

Satu bentuk ekspresi wajah ® bisa berarti ia menanggung rasa sakit, namun bisa juga berarti ia sedang sedih

Komunikasi non-verbal harus diinterpretasikan dari konteks situasi dan dari pengkombinasian semua tanda dari wajah dan tangan, posisi badan, dsb untuk menolak maupun menghindari ambiguitas.

Misal : • Di sebuah photo acara konser, terlihat orang-orang

yang ceria, tertawa, tepuk tangan, melompat-lompat

® kegembiraan.

• Photo acara pemakaman, terlihat orang-orang yang murung, dan menangis ® kesedihan

Komunikasi non-verbal dapat mengganti komunikasi verbal manakala komunikasi verbal tidak mungkin dilakukan, misalnya karena jauhnya jarak, atau karena kebisingan suasana.

Contoh :

• Sebuah jari diletakkan secara vertikal di bibir, dan anda tidak perlu berteriak, “Tenang….!!!”

• Telapak tangan bergerak ke atas-bawah sebagai tanda “Mari, kesini!”

• Dari dalam mobil kita gunakan isyarat tangan atau lampu kedip jika ingin belok kanan /kiri.

Arti sebuah isyarat dapat berbeda-beda menurut kebudayaan.

Misal :

Mengeluarkan lidah :

-di Inggris = penghinaan

-di Cina = permintaan maaf / kejutan

-di Tibet = penghormatan

Mengangkat / menengadahkan kepala :

- di Inggris, AS = percaya diri

- di Indonesia = sombong / angkuh

- di Yunani = “Tidak”

- di Britania =Pengertian Psikologi Psikologi berasal dari kata “Psyche” (jiwa) dan “Logos” (ilmu).▪ Aristoteles : Psikologi adalah ilmu yang mempelajari hakekat dan gejala kehidupan meliputi anima vegetativa, anima sensitiva, dan anima intelektiva.▪ W. Mac Dougall : Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia•R. Descartes : Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala- gejala kesadaran•George A. Miller : Psychology is the science that attempts to describe, predict, and control mental and behavioral eventsKonsep Psikologi-Pada hakekatnya, Psikologi adalah studi tentang tingkah laku manusia, yakni tingkah laku individu yang berinteraksi dengan lingkungannya.-Individu merupakan suatu kesatuan organisme yang hidup dan potensial berkembang.Tugas Psikologi•Tugas psikologi adalah menganalisis kesadaran itu, kesadaran digambarkan terdiri dari unsur-unsur struktural yang sangat erat hubungannya dengan proses-proses dalam pancaindera.•Freud menganggap bahwa kesadaran hanya merupakan sebagian kecil saja daripada seluruh kehidupan psikis, Freud memisalkan psyche itu sebagai gunung es di tengah lautan, yang ada di atas permukaan air laut itu menggambarkan kesadaran, sedangkan di bawah air laut merupakan bagian yang menggambarkan ketidaksadaran. Struktur Psyche atau KepribadianAdapun yang dimaksud dengan Psyche ialah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jadi, jiwa manusia terdiri dari dua alam, yaitu :1.Alam sadar (Kesadaran)2.Alam tidak sadar (ketidaksadaran)Psikologi Sebagai Ilmu (Science) Sebagai suatu ilmu (science), Psikologi memiliki karakteristik sebagai berikut:1. Obyek Psikologi adalah tingkah laku organisme yang dapat diamati.Fungsi Psikologi adalah untuk menentukan dan menjelaskan tingkah laku tersebut, misalnya mengapa manusia melakukan perbuatan tertentu, dan kondisi-kondisi apa yang menyebabkan/ mempengaruhinya sehingga berlaku atau berbuat tertentu.2.Psikologi berupaya menjelaskan tingkah laku serta hubungannya dengan kondisi-kondisi lingkungan, atau pengamalan, dan keadaan orang yang melakukan tingkah laku tersebut secara sistematis dan komprehensif.3.Psikologi menggunakan metode ilmiah untuk menjelaskan tingkah laku berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi yang sistematik, misalnya dengan tes yang handal.4.Penerapan Psikologi dalam situasi praktis berdasarkan pada pengetahuan ilmiah tentang tingkah laku Komunikasi Dalam Pandangan PsikologiKomunikasi dilakukan dimana-mana baik di rumah, di jalan, di sekolah, di kampus, di pasar, dll.Artinya komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita, bahkan lebih dari 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi.Dilihat dari sejarah perkembangannya, komunikasi memang dibesarkan oleh para peneliti psikologi seperti Kurt Lewin (psikologi dinamika kelompok), Paul Lazarsfeld, Sigmund Freud (bapak Psiko-analisis), dan Carl I. HovlandHovland bersama Janis dan Kelly mendefinisikan komunikasi sebagai “The process by which an individual the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)”. Dengan demikian, komunikasi dilihat sebagai suatu proses. Komunikasi juga menentukan kualitas hidup kita. Dengan berkomunikasi manusia dapat memelihara persahabatan dan kasih sayang, melestarikan budaya/peradaban, serta membina perdamaian dunia Tetapi, dengan komunikasi pula dapat dihasilkan hal-hal negatif seperti perpecahan, menghidupkan permusuhan, menyalakan kebencian, menghambat pemikiran, ataupun merintangi kemajuan. Jadi, psikologi melihat komunikasi sebagai perilaku manusiawi, menarik, yang melibatkan siapa saja dan di mana saja.Intinya :1.Komunikasi akan esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia, dan kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian.2.Komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia.Persoalan komunikasi yang paling menjadi perhatian adalah bagaimana komunikasi yang kita lakukan dapat efektif (berhasil guna) terhadap orang lain.Psikologi mencoba menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam proses komunikasi. Misalnya pada komunikator, psikologi melacak sifat-sifatnya dan bertanya: apa saja yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil mempengaruhi orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak ?Pada komunikasi diantara individu, psikologi mencermati bagaimana pesan dari seorang individu menjadi stimulus yang menimbulkan respon pada individu lain. Psikologi meneliti proses mengungkapkan pikiran menjadi lambang, bentuk-bentuk lambang, dan pengaruh lambang terhadap perilaku manusia.Ada 2 ciri khas proses komunikasi :1.Komunikasi merupakan proses yang dinamis.a.Sebagai proses yang dinamis maka berarti semua elemen komunikasi (sumber, pesan, saluran, khalayak) secara tetap saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Bila individu-individu saling berhubungan, maka apa yang terjadi pada salah satu individu dengan serta merta berpengaruh pada individu lainnya.b.Komunikasi bukan sesuatu yang statis (diam), segala sesuatu dalam komunikasi bersifat akumulatif.Kita berkomunikasi sepanjang hidup, maka setiap interaksi dimana kita terlibat merupakan bagian dari serangkaian kejadian yang saling berhubungan. Dengan kata lain, segala pengalaman komunikasi kita saat ini mungkin merupakan akhir dari pengalaman masa lalu atau awal pengalaman masa datang2. Komunikasi tidak dapat diulang dan diubahKomunikasi yang terjadi antara seorang dengan yang lain sebenarnya tak pernah terjadi sebelumnya dan tak akan terulang sama persis seperti itu lagi dimasa datang. Komunikasi menghasilkan efek atau perubahan tertentu pada pihak-pihak yang berinteraksi, namun kejadian tersebut tidak dapat diulang lagi.Jadi, kita tidak bisa mengambil atau mengulang kembali apa yang sudah kita komunikasikan.Fungsi Utama Komunikasi dalam PsikologiMenurut pandangan psikologi, ada 3 (tiga) fungsi utama komunikasi yaitu :1.Memahami diri sendiri dan orang lain.2.Memapankan hubungan yang bermakna.3.Mengubah sikap perilaku. Kaitan Psikologi – Komunikasi →Keterkaitan antara psikologi dengan komunikasi pada dasarnya sangat besar. Namun demikian, komunikasi bukan sub-disiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi menembus banyak disiplin ilmu. Sebagai gejala perilaku, komunikasi dipelajari oleh bermacam-macam disiplin ilmu antara lain Sosiologi dan Psikologi. →Karena komunikasi yang kita bahas adalah komunikasi antarmanusia, maka pembahasan tak akan pernah terlepas dari aspek psikologis manusia itu sendiri →Hal itu menjadi alasan kuat bagi munculnya pendekatan Psikologi Komunikasi (Psikom). →Psikom berkaitan dengan bagaimana mencapai komunikasi yang efektif dalam interaksi manusia, sehingga memahami manusia menjadi kemutlakan jika kita ingin berhasil (efektif) dalam berkomunikasi dengan manusia lainnya. →Komunikasi sangat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Ahli ilmu sosial telah mengungkapkan bahwa kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian Antropolog terkenal Ashley Montagu dengan tegas menulis: “The most important agency through which the child learns to be human is communication, verbal also non-verbal”. Terlihat besarnya pengaruh komunikasi terhadap psikologis seseorang, dan faktor psikologis digunakan untuk mendukung tercapainya komunikasi yang efektif. Penggunaan Psikom George A. Miller mengartikan Psikologi Komunikasi (Psikom) sebagai “Ilmu yang berusaha menguraikan/meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral (perilaku) dalam komunikasi”.Kemampuan manusia untuk menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi jelas sangat berharga bagi tercapainya tujuan komunikasi, yaitu efektif dan efisien (berdaya guna). Komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, paling tidak menimbulkan 5 hal : a. Pengertian b. Kesenangan c. Mempengaruhi sikap d. Hubungan sosial yang baik e. Tindakan5 Hal yang ditimbulkan oleh Komunikasi Efektif a. Pengertian Yaitu penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh komunikator. Contoh : senyum → bersahabat dan ramah. b. Kesenangan Yaitu komunikasi yang hanya dilakukan untuk mengupayakan agar orang lain merasa senang, sehingga membuat hubungan kita makin akrab dan hangat → Komunikasi Fatis (Phatic Communication). Contoh : “ Hai…selamat pagi, apa kabar ? ”c. Mempengaruhi sikap Biasa disebut komunikasi Persuasif. Persuasi adalah “Proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri“ (kamus Ilmu Komunikasi, 1974). Contoh: Pemasang iklan ® konsumen membeli Jejaka ® ‘bonafid‘, pantas mencintai dan dicintai. d. Hubungan sosial yang baik Manusia adalah mahluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Manusia ingin berhubungan dengan orang lain secara positifKebutuhan Sosial Abraham Maslow menyebutnya, “kebutuhan akan cinta” atau “Belongingness”. Sedangkan William Schutz merinci kebutuhan sosial ini kedalam 3 (tiga) hal yaitu Inclusion, control, affection. Contoh hubungan sosial yang baik : nRamah dan rajin di lingkungan → akrab dengan tetangga. nPemerintah → rakyat mencintai dan damai Kegagalan Komunikasi Menyangkut komunikasi yang efektif, perlu ditegaskan bahwa sering terjadi justru hal yang sebaliknya atau kegagalan. Kegagalan komunikasi tersebut meliputi kegagalan komunikasi primer (primary breakdown in communication) dan kegagalan komunikasi sekunder (secondary breakdown in communication). Kegagalan komunikasi primer terjadi bila pesan yang kita komunikasikan tidak diterima dengan cermat oleh teman interaksi kita. Contoh : Cium tangan → diartikan kurang ajar Memberi sumbangan → diartikan menghina, menginjak-injak harga diri. “Kamu cantik deh…“ → diartikan menghina/meledek. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi bila komunikasi gagal menghasilkan suatu hubungan sosial yang baik. Contoh: • Pemerintah ® kerusuhan/demo. • Pejabat dan orang-orang kaya ® penjarahan, perampokan, dll. • Tidak pernah ikut kerja bakti ® diasingkan di lingkunganKONSEPSI PSIKOLOGI TENTANG MANUSIATelah diungkapkan bahwa Psikologi Komunikasi berkaitan dengan bagaimana mencapai komunikasi yang efektif dalam interaksi manusia. Jadi, fokus utama adalah manusia, sehingga memahami manusia merupakan kemutlakan jika ingin berhasil (efektif) dalam berkomunikasi.Ada 4 teori psikologi tentang manusia :Teori PSIKOANALISIS Freud menggambarkan pendekatannya sebagai ‘psikologi kedalaman’ dan menyamakan dirinya dengan ahli ilmu yang menggali lapisan-lapisan dalam pikiran manusia. Untuk menggambarkan hubungan antara tiga aspek kepribadian sebagai berikut ;-“Id” = berkata ‘Aku ingin itu sekarang’-“Super Ego” = berkata ‘Kau tidak boleh mengambilnya. Itu tidak baik untukmu’.-“Ego” = sebagai penengah yang rasional berkata, ‘Baiklah, mungkin kamu boleh memperolehnya sedikit, tapi nanti ya’.Tokoh: Sigmund Freud.Melukiskan manusia sebagai mahluk yang digerakkan oleh keinginan - keinginan terpendam (Homo Volens).Perilaku atau kepribadian manusia merupakan hasil interaksi Id (komponen biologis/animal), Ego (komponen psikologis/ rasional), dan Superego (komponen sosial/ moral).3 Aspek Kepribadian Freud1.IDId adalah bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia seperti makan, minum, berhubungan sex, kasih sayang, dll yang bermuara pada pencapaian kesenangan (pleasure principle) ® tidak peduli orang lain dan lingkungan serta tidak mau tahu dengan kenyataan hidup, yang penting nafsu biologis terpenuhi (egoistis + tak bermoral.Id merupakan tabiat hewani manusia. Id hanya dapat menghasilkan berbagai keinginan, tapi tidak dapat memenuhinya. Dalam Id ada 2 (dua) instink dominan: •Libido •Thanatos .Semua motivasi manusia adalah gabungan antara Eros dan ThanatosEgo, berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas di dunia luar (reality principle). Ego merupakan mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Contoh:Id →mendesak anda untuk mencaci maki atasan / bos yang bersikap tidak adil dan mau menang sendiri.Ego → mengingatkan anda bahwa ia adalah ‘Bos’ yang dapat dengan mudah memecat anda.Kalau anda tetap mencaci maki bos anda, itu sama saja anda “bunuh diriSuperego, berperan sebagai polisi kepribadian, hati nurani yang berupaya mewujudkan keinginan-keinginan ideal kita yaitu norma-norma sosial dan kultural masyarakat kita.Kalau Id hanya dapat menghasilkan keinginan-keinginan, egolah yang berperan memenuhinya.Contoh :Id →keinginan punya uang banyak, harta berlimpah, pacar cantik, dll.Ego →korupsi, pergi ke dukun, dll.Superego → “Jangan, tidak boleh! Itu melanggar nilai sosial dan kultural”.Ego menjadi bingung, boleh atau tidak korupsi dilakukan. TEORI BEHAVIORISMEBerbeda dengan Psikoanalisis yang melihat perilaku manusia muncul dari keinginan-keinginan bawah sadar, maka Behaviorisme menganalisis perilaku manusia hanya berdasarkan perilaku yang nampak dan dapat diukur. Behaviorisme percaya bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar (learning process). Manusia belajar dari lingkungannya sehingga segala perilakunya dipengaruhi faktor-faktor lingkungan ® Manusia mesin (Homo Mechanicus). →Manusia lahir tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis, dan akan mudah dibentuk menjadi apapun selagi ada lingkungan yang tepat dan cocok untuk mengubah perilakunya Bandura menyatakan dalam melakukan perilaku tertentu manusia memerlukan peneguhan (reinforcement), sedangkan kemampuan untuk melakukan suatu tindakan akan ditentukan oleh peniruan (imitation) dalam suatu proses belajar sosial (social learning).manusia adalah objek yang sekaligus juga subjek. Menurut E. Cassirer menyatakan bahwa manusia adalah makhluk simbolis, dan Plato merumuskan manusia harus dipelajari bukan dalam kehidupan pribadinya.Contoh : bila seorang anak berkata yang sopan, orangtuanya akan senang dan memuji sehingga si anak juga ikut senang.Kelak dihari-hari mendatang anak itu akan mencintai kata-kata yang sopan dalam komunikasinya. TEORI PSIKOLOGI KOGNITIFPsikologi Kognitif menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab. Behaviorisme yaitu mengapa ada orang yang bisa berperilaku berbeda dengan lingkungannya karena ia memiliki motif pribadinya sendiri (self motivated).Psikologi Kognitif memandang manusia sebagai mahluk yang selalu berusaha memahami lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir (Homo Sapiens).Perilaku manusia bukan sekadar hasil dari proses menanggapi stimulus yang diterimanya.Menurut Kurt Lewin, perilaku (behavior) adalah hasil interaksi antara keseluruhan diri seseorang (person) dengan lingkungan psikologisnya (environment). Psikologi kognitif terkait dengan teori konsistensi kognitifnya Leon Festinger dan Fritsz Heider yang menyatakan bahwa manusia cenderung mengalami ketegangan (tension) pada saat kebutuhan psikologisnya belum terpenuhi.Ia akan termotivasi untuk mengurangi ketegangan tersebut. Agar tidak terjadi ketegangan, manusia berusaha mengoptimalisasi dalam persepsi, perasaan, kognisi dan pengalamannya.Contoh:Si Edu hobby membolos. Dari semester I sampai sekarang semester V ia jarang masuk kelas untuk mengikuti kuliah. Minggu lalu ia mendapat kabar akan ada sanksi skorsing bagi mahasiswa yang sering membolos.Edu bingung dan terjadilah ketegangan (tension), ‘Apa yang harus dilakukan ?’ Edu tidak mau berlama-lama tegang, ia segera mencari informasi lanjutan. Setelah dapat informasi, Edu punya 4 pilihan keputusan :a.Stop hobby membolosb.Terus membolos dengan alasan sanksi itu belum tentu diterapkanc.Terus membolos sambil menyatakan pembenaran bahwa dosennya pernah bolosd.Terus bolos tapi rajin minta tugas TEORI PSIKOLOGI HUMANISTIKTiga teori terdahulu belum berhasil mengungkap manusia secara keseluruhan. Kita memang sering dipengaruhi oleh lingkungan seperti kata Behaviorisme, namun kita juga mampu bertindak berbeda dengan lingkungan.Kita juga sering menunjukan naluri primitif yang hewani seperti kata Psikoanalisis, namun pada saat yang sama kita juga punya rasa peduli, kasih sayang terhadap sesama manusia.Kita bisa saja sibuk berpikir seperti kata Psikologi Kognitif, namun pada saat yang sama juga ingin mengetahui dan diakui eksistensi diri kita serta apa yang paling kita dambakan dalam hidup ini.Psikologi Humanistik memandang manusia sebagai ‘Manusia Bermain‘ (Homo Ludens).Tiap manusia memiliki pengalaman pribadi yang unik. Tidak ada satu manusiapun yang memiliki pengalaman sama.Antar pribadi yang memiliki pengalaman unik inilah kita berinteraksi dalam kehidupan sosial (inter subjectivity).Manusia bukan hanya mencari identitas, tapi juga berupaya mencari makna (makna kehidupannya, kehadirannya di lingkungan, serta apa yang diberikannya kepada lingkungan).•Aliran humanistik bertujuan memulihkan keseimbangan dalam psikologi dengan berfokus pada kebutuhan – kebutuhan manusia dan pengalaman manusia biasa lewat sesedikit mungkin teori.•Psikologi Humanistik bertumpu pada 3 dasar pijakan, yaitu :1. Keunikan Manusia2. Pentingnya nilai dan makna3. Kemampuan manusia untuk mengembangkan diri KEPRIBADIAN DAN TINGKAH LAKU KOMUNIKATIFKepribadian adalah suatu sistem semua tingkah laku seseorang (person) yang unik, terintegrasi, dan terorganisasi. Sistem tingkah laku mencakup hal-hal yang kompleks, misalnya cara seseorang memandang dunia sekitarnya, melihat tujuan dan minatnya, apa yang disukai dan tidak disukainya, kemampuan berbuat atau melakukan sesuatu, cara memecahkan masalah. Bagaimana dia merasakan perasaan orang lain, dan bagaimana kemauannya mengenai kehidupan. Semua tingkah lakunya meliputi pola tingkah laku yang dapat diamati secara langsung maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati atau yang ada dibalik pola tingkah laku yang dapat diamati tersebut. Kedua aspek itu dipadukan kedalam tingkah laku yang terorganisasi, yang disebut Kepribadian.Kepribadian akan senantiasa berkembang dan mengalami perubahan. Ada beberapa ciri kepribadian manusia, yakni: 1. Kepribadian berkembang terus menerus sepanjang seluruh kehidupan organisme manusia. Semua pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya, baik melalui proses belajar maupun melalui proses interaksi sosial turut memperkaya dan memantapkan kepribadian selanjutnya. 2. Setiap individu memiliki pola kepribadian yang berbeda satu dengan yang lainnya. 3. Kepribadian bersifat dinamis yang terus berubah dan berkembang melalui cara-cara tertentu. Perubahan itu dapat disebabkan oleh unsur intern dalam diri pribadi itu sendiri, dapat pula disebabkan faktor-faktor di luar pribadi (lingkungan sosio kultural dan hubungan interpersonal). Perubahan kepribadian dapat menyebabkan semakin mantapnya pribadi seseorang, atau sebaliknya menyebabkan gangguan / masalah dalam diri pribadi itu.Unsur-Unsur Tingkah Laku Unsur-unsur tingkah laku manusia sebagai berikut : 1.Suatu tingkah laku dilandasi oleh motivasi tertentu. Perubahan tingkah laku dimulai dari keadaan organisme yang bermotivasi; dan keadaan ini bersumber dari dalam atau dari luar kebutuhan organisme. 2.Tingkah laku yang bermotivasi adalah tingkah laku yang sedang dalam keadaan mencapai tujuan. 3.Seseorang melakukan suatu tingkah laku dipengaruhi oleh tujuan yang dapat memuaskan kebutuhannya, sehingga bersifat selektif dan regulatif. 4.Lingkungan menyediakan kesempatan dan sekaligus membatasi tingkah laku organisme. 5.Tingkah laku dipengaruhi oleh proses-proses dalam organisme. 6.Tingkah laku ditentukan oleh kapasitas pada organisme manusia itu sendiri. Pengaruh Lingkungan terhadap Pola-pola Tingkah Laku Lingkungan dapat mempengaruhi pola-pola tingkah laku manusia yang diperoleh dalam lingkungan tersebut. Secara umum, lingkungan dibagi atas 2 (dua) kelas, yaitu : 1.Lingkungan kultural 2.Lingkungan manusia (interpersonal). Dalam skala yang lebih luas, lingkungan kultural terdiri atas beberapa dimensi, yakni : a. Struktur dan fungsi keluarga b. Pendidikan c. Politik d. Ekonomi e. Keagamaan f. Rekreasi g. Pelayanan sosialDimensi Lingkungan Kultural Dimensi-dimensi tersebut dapat berpengaruh terhadap perilaku dan kepribadian orang. Dalam kenyataannya, sering kedua jenis lingkungan itu merupakan suatu lingkungan yang kompleks, terkandung di dalamnya kedua kategori tersebut.Tingkah Laku Komunikatif Dari interaksi antar manusia sering dibuat asumsi bahwa individu-individu mempunyai efek terhadap satu sama lain. Seolah-olah terdapat kontak langsung antara proses-proses psikologis pada orang yang berbeda. Pada hakekatnya, proses interaksi ini menyangkut suatu mekanisme perantara yang disebut Komunikasi. Komunikasi menyangkut pengiriman berita dari satu pihak ke pihak lain. Semua berita mempunyai persamaan yaitu bahwa perhatian penerima berita diarahkan kepada sesuatu. Secara lebih khusus, seseorang mengirimkan suatu berita apabila tujuan-tujuan akan lebih mudah untuk dicapai dengan menyampaikan informasi yang dimilikinya kepada orang lain. Motif-Motif dan Sikap-Sikap Pengirim Motif-motif dalam pengiriman berita dapat diklasifikasikan kedalam 3 orientasi apabila dilihat dari sudut orang-orang yang tersangkut dalam peristiwa komunikasi itu, yakni : 1.Motif-motif yang berorientasi pada diri sendiri 2.Motif-motif yang berorientasi pada penerima berita 3.Motif-motif yang berorientasi pada kedua belah pihak Semua pengiriman berita apabila dilakukan secara sengaja menyangkut isi tertentu diantara banyak kemungkinan dan berita-berita yang seperti itu biasanya ditujukan kepada penerima yang terpilih. Motif-motif pengirim berita sehubungan dengan berita dan penerima berita adalah saling tergantung satu sama lain (interdependen), berita disesuaikan dengan penerima berita atau sebaliknya. Seseorang besar kemungkinan akan mengirimkan suatu berita apabila ia mempunyai motif yang kuat untuk mencapai suatu tujuan.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU Ada 2 faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu: 1.Faktor Personal 2.Faktor Situasional 1.Faktor Personal Faktor personal adalah faktor-faktor yang datang dari dalam diri individu, meliputi : a.Faktor Biologis b.Faktor Sosiopsikologis a.Faktor Biologis Struktur biologis manusia genetika, sistem syaraf dan sistem hormonal sangatmempengaruhi perilaku manusia. Struktur genetis akan mempengaruhi kecerdasan dan emosi. Sistem syaraf mengatur kerja otak dan proses pengolahan informasi dalam jiwa manusia. Sistem hormonal bukan saja mempengaruhi mekanisme biologis tetapi juga psikologis (wanita lebih sensitif pada masa haid). Pengaruh biologis terhadap perilaku manusia ditandai 2 hal: •Instink (naluri) •Motif biologis b.Faktor Sosiopsikologis Sebagai mahluk sosial, manusia mendapatkan beberapa karakter tertentu akibat proses sosialnya. Karakter itu dapat dikategorikan dalam 3 komponen : a)Komponen Afektif b)Komponen Kognitif c)Komponen Konatif a) Komponen Afektif Komponen Afektif merupakan aspek emosional meliputi : 1)Motif Sosiogenis (motif sekunder) ® motif biologis yang utama (primer). 2)Emosi Yaitu keguncangan organisme yang disertai gejala-gejala kesadaran, keperilakuan proses fisiologis. Jika saat ini kita sedang emosional, kita sadar terhadap pesan yang kita terima (sehingga tergoncang), jantung berdetak lebih keras dan cepat (perubahan fisiologis), dan melakukan perilaku tertentu seperti memukul, mendorong, menendang, dll. Emosi tidak harus dihilangkan, karena bisa jadi variabel penting yang mewarnai kehidupan. Dengan adanya emosi, energi kita akan terbangkitkan, kita akan mendapatkan informasi (dari diri sendiri maupun orang lain), kita juga akan mendapat informasi tentang keberhasilan kita. Emosi bisa bermuatan ringan, berat dan disintegratif. Menurut jangka waktu berlangsungnya, ada emosi yang singkat dan ada yang berlangsung lama.3)Sikap Sikap bukan perilaku, tetapi kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap suatu objek. Misal : kalau kita mengatakan bahwa sikap kita positif, maka harus dijelaskan positif terhadap apa / siapa. Sikap akan menentukan apa yang kita sukai, kita harapkan, kita inginkan, dan kita setujui. Jika kita bersikap positif terhadap kemajuan, maka kita akan suka dengan orang yang berpandangan maju, berharap orang berpikir maju. Sikap kelompok akan cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan (bersifat menetap). Misalnya : Seberapapun hebatnya kampanye parpol, kader PDI-P tetap akan memilih Mega sebagai presiden. Sikap juga mengandung aspek evaluatif, artinya sikap memiliki nilai menyenangkan dan tidak menyenangkan. Dalam sikap kita bisa memiliki rasa senang dan tidak senang terhadap sesuatu/seseorang. Sikap tidak kita bawa sejak lahir, melainkan tergantung pada proses belajar sosial (social learning process) yang dialami. Meski ada kecenderungan menetap, sikap bisa berubah maupun diperteguh terus menerus. b. Komponen Kognitif Berkaitan dengan apa yang diketahui manusia (aspek intelektual). Komponen kognitif dari faktor sosiopsikologis adalah kepercayaan, yaitu keyakinan benar atau salah atas sesuatu berdasarkan bukti, sugesti otoritas, pengalaman atau intuisi. Kepercayaan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan dan menentukan sikap. Misal: Kita percaya bahwa orang miskin karena kesalahannya (malas, dsb). Maka, kita akan selalu curiga pada orang miskin (jangan-jangan dia ingin merampok kita). Kita juga tidak akan pernah mengasihinya ® sebab dia malas !! Kepercayaan dapat dibentuk oleh pengetahuan, kebutuhan, dan kepentingan. Semakin banyak kita tahu sesuatu, kita akan semakin percaya. “Tak kenal maka tak sayang”. Kita bisa percaya omongan orang karena kita butuh pujian orang itu (bos kita). c. Komponen Konatif Komponen konatif berhubungan dengan kebiasaan kemauan bertindak (aspek volitional). Komponen konatif dalam sosiopsikologis adalah kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, yang berlangsung otomatis dan tidak direncanakan. Merupakan hasil dari proses pelaziman (conditioning) yang berlangsung lama dan diulang berkali-kali. Dengan adanya kebiasaan dapat diramalkan pola perilaku seseorang. Kemauan berkaitan dengan tindakan, yaitu tindakan yang merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan. Seseorang bisa jadi ‘besar’ karena kemauannya. Kemauan yang keras didorong oleh keinginan yang keras untuk mencapai sesuatu, pengetahuan untuk mencapai tujuan tersebut, serta kecerdasan + energi yang dimilikinya. Faktor-faktor Situasional Kaum Behavioral percaya sekali lingkungan sangat berpengaruh terhadap bentuk perilaku seseorang. Faktor lingkungan (faktor situasional) dapat berupa : 1.Faktor ekologis 2.Faktor rancangan dan arsitektural 3.Faktor temporal 4.Suasana perilaku 5.Teknologi 6.Faktor-faktor sosial 7.Lingkungan psikososial 8.Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku Komunikasi Verbal Komunikasi pada manusia terjadi bila sepotong informasi berjalan dari seseorang ke orang lain, baik pesan tersebut mengandung maksud ataupun tidak. Dalam berkomunikasi kita menterjemahkan gagasan ke dalam bentuk lambang, baik verbal maupun non-verbal ® penyandian. Komunikasi Verbal Komunikasi verbal (verbal communication) adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal: bahasa ® berkata dan menulis. 4 Unsur Berbahasa Dalam berbahasa kita harus menguasai 4 unsur : 1. Fonologi ® bunyi-bunyi dalam bahasa (cara bagaimana suara dikombinasikan untuk membentuk kata). misal : “th” pada “the” berbeda dengan “th” pada “think”. 2. Sintaksis ® pembentukan kalimat (cara bagaimana kata dikombinasikan sehingga membentuk kalimat). misal : to be ® dalam bahasa Inggris. 3. Semantik ® arti kata (gabungan kata-kata). misal : dalam bahasa Inggris, kita harus tahu apa arti “Take” dan “Take into account“, kuli dan kuli tinta. 4. Pragmatis ® cara bagaimana bahasa digunakan. misal : dengan orang Jawa jangan bicara dalam bahasa Batak Teori Kemampuan Bahasa Kemampuan berbahasa diperoleh seseorang sejak kanak-kanak. ada 2 teori menjelaskan hal ini : 1.Teori Belajar (Behaviorism) 2.Teori Nativisme (Noam Chomsky). 1.Teori Belajar (Behaviorism) kemampuan berbahasa diperoleh melalui proses asosiasi, imitasi, dan peneguhan. Contoh: Asosiasi Anak mengucapkan “u…u”, orangtua menganggapnya sebagai permintaan agar diberi air. Si bayi melihat sang ibu memberinya minuman segar. Sejak itu kalau ia ingin minuman segar ia akan mengucapkan “u…u”.. Imitasi Ibu mengatakan “minum” setiap kali si anak bilang “u…u”. Lama kelamaan si anak akan berusaha untuk menirukan bila ia ingin minum. Peneguhan Bila anak berusaha mengucapkan “minum” dengan “u…u” dan sang ibu memeluknya, memangkunya dengan gembira dan mengucap kata-kata lembut sebagai respon terhadap anak yang mengucapkan dengan benar Teori Nativisme (Noam Chomsky) Nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan bahasa pertama, kanak-kanak sedikit demi sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis telah diprogamkan. Pandangan ini tidak menganggap lingkungan punya pengaruh dalam pemerolehan bahasa, melainkan menganggap bahwa bahasa merupakan pemberian biologis, sejalan dengan yang disebut “hipotesis pemberian alam”. Menurut Chomsky, bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia. Binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia . pendapat ini didasarkan pada asumsi : Pertama, perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik).pola perkembangan bahasa sama pada semua macam bahasa dan budaya, lingkungan hanya memiliki peranan kecil didalam proses pematangan bahasa. Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu singkat, anak berusia empat tahun sudah dapat berbicara mirip dengan orang dewasa. Ketiga, lingkungan bahasa anak tidak dapat menyediakan data secukupnya bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa. Chomsky berpendapat, bahwa anak yang baru lahir dibekali dengan “alat pemerolehan bahasa”(language acquisition device (LAD). Alat ini yang merupakan pemberian biologis yang sudah diprogamkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu tata bahasa. LAD dianggap sebagai bagian fisiologis dari otak yang khusus untuk memproses bahasa, dan tidak punya kaitan dengan kemampuan kognitif lainnya. Teori Whorf Ada keterkaitan antara bahasa dengan realitas. Teori Whorf menyatakan bahwa pandangan kita tentang dunia dibentuk oleh bahasa. Karena bahasa berbeda, maka pandangan tentang duniapun berbeda. Dalam kaitan dengan berpikir, konsep dalam suatu bahasa cenderung menghambat atau mempercepat proses pemikiran tertentu. Meski kita dapat berpikir tanpa bahasa, bahasa terbukti mempermudah kemampuan belajar dan mengingat, memecahkan persoalan, dan menarik kesimpulan. Dengan bahasa, kita mengkomunikasikan pemikiran kita kepada orang lain dan menerima pemikiran orang lain. Jadi, kita tidak selalu berpikir dengan kata-kata, tetapi sedikit sekali kita dapat berpikir tanpa kata-kata. Ada kata-kata yang dapat menghambat proses berpikir, yaitu bila ada kebingungan dalam mengartikan kata-kata tersebut. Kata-kata itu sendiri sesungguhnya tidak memiliki makna, manusialah yang memberi makna. Dalam psikologi, makna tidak terletak pada kata-kata tetapi pada pikiran orang atau pada persepsinya. Makna terbentuk berdasarkan pengalaman individu. Jadi, makna sebuah kata bisa berbeda-beda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Kesamaan Makna Untuk dapat berkomunikasi, diantara individu harus ada kesamaan makna. Kesamaan makna karena pengalaman masa lalu atau kesamaan struktur kognitif disebut Isomorfisme (mis: kesamaan budaya, status sosial, pendidikan, ideologi, dll). Makna bisa berupa makna Konotatif atau Denotatif. Makna konotatif ® Isomorfisme/mempersepsikan (mengasosiasikan) sendiri sebuah kata. Jadi, terhadap suatu kata, orang yang satu dengan yang lain bisa melahirkan konotasi yang berbeda, tergantung pada pengalaman hidupnya. misal : kata ‘Pembantu/pelayan/kuli’ ® tiap orang bisa berbeda konotasinya. kata ‘Demokrasi’ ® konotasi + kata ‘Diktator’ ® konotasi - Makna Denotatif ® makna kata yang tercantum dalam kamus. Dalam komunikasi, kita tidak selalu menggunakan makna seperti yang ada dalam kamus. Contoh : Ita menanam bunga di halaman depan rumah. •Kata bunga artinya kembang atau bagian tumbuhan yang elok warnanya dan harum baunya Komunikasi Non-Verbal Komunikasi non-verbal (non-verbal communication) adalah komunikasi berupa sikap badan, ekspresi wajah, dan gerak isyarat. Komunikasi non-verbal tidak menggunakan huruf-huruf alfabetis, hanya mengisyaratkan arti tanpa pengucapan kata-kata. Dalam komunikasi non-verbal banyak digunakan tanda-tanda yang tidak jelas atau mendua artinya (bersifat Ambiguitas). Misal : Satu bentuk ekspresi wajah ® bisa berarti ia menanggung rasa sakit, namun bisa juga berarti ia sedang sedih Komunikasi non-verbal harus diinterpretasikan dari konteks situasi dan dari pengkombinasian semua tanda dari wajah dan tangan, posisi badan, dsb untuk menolak maupun menghindari ambiguitas. Misal : • Di sebuah photo acara konser, terlihat orang-orang yang ceria, tertawa, tepuk tangan, melompat-lompat ® kegembiraan. • Photo acara pemakaman, terlihat orang-orang yang murung, dan menangis ® kesedihan Komunikasi non-verbal dapat mengganti komunikasi verbal manakala komunikasi verbal tidak mungkin dilakukan, misalnya karena jauhnya jarak, atau karena kebisingan suasana. Contoh : • Sebuah jari diletakkan secara vertikal di bibir, dan anda tidak perlu berteriak, “Tenang….!!!” • Telapak tangan bergerak ke atas-bawah sebagai tanda “Mari, kesini!” • Dari dalam mobil kita gunakan isyarat tangan atau lampu kedip jika ingin belok kanan /kiri. Arti sebuah isyarat dapat berbeda-beda menurut kebudayaan. Misal : Mengeluarkan lidah : -di Inggris = penghinaan -di Cina = permintaan maaf / kejutan -di Tibet = penghormatan Mengangkat / menengadahkan kepala : - di Inggris, AS = percaya diri - di Indonesia = sombong / angkuh - di Yunani = “Tidak” - di Britania = “Ya” Klasifikasi pesan non-verbal : 1.Paralanguage (suara) 2.Penampilan (appearance) 3.Gesture (kinesics) 4.Sentuhan (haptik) 5.Ruang dan jarak (proksemik) 6.Waktu (kronemik) “Ya”

Klasifikasi pesan non-verbal :

1.Paralanguage (suara)

2.Penampilan (appearance)

3.Gesture (kinesics)

4.Sentuhan (haptik)

5.Ruang dan jarak (proksemik)

6.Waktu (kronemik)


 
 
 

Comments


Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

© 2015 by Bsi pemuda created with Wix.com

  • Facebook Basic Black
  • LinkedIn Basic Black
  • Twitter Basic Black
bottom of page